Search

Rabu, 29 Oktober 2014

Kehendak Tuhan yang utama

Baca:  Mazmur 143

"Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku!  Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata."  Mazmur 143:10

Di kalangan orang-orang percaya kata kehendak Tuhan sudah menjadi hal yang biasa dan seringkali digemakan.  Ketika mengharapkan sesuatu, semisal perihal jodoh/pasangan hidup, kita sering berkata:  "Ya...biarlah kehendak Tuhan yang jadi."  Ada pula yang dalam banyak hal selalu menggunakan kata kehendak Tuhan ini sebagai senjata supaya kelihatan rohaniah atau Alkitabiah,  "Kalau Tuhan kehendaki saya akan aktif dalam pelayanan ini.  Saya sih ikut kehendak Tuhan saja dalam hal ini."  Namun penggunaan kata kehendak Tuhan yang serampangan ini akan menimbulkan satu pertanyaan:  apa sebenarnya kehendak Tuhan itu dan bagaimana kita bisa memahami kehendak Tuhan tersebut?

     Dalam kehidupan ini, sadar atau tidak sadar, kita seringkali merasa jauh lebih kuat, lebih pintar, lebih hebat dan lebih tahu daripada Tuhan.  Padahal sebenarnya kita ini adalah orang-orang yang lemah dan tak berdaya.  Kita selalu berusaha mengatasi setiap persoalan dengan mengandalkan kekuatan dan kepintaran sendiri.  Di setiap perencanaan hidup pun jarang sekali kita melibatkan Tuhan dan bertanya kepadaNya, padahal  "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan manusia;  sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."  (Mazmur 94:11), karena itu Salomo menasihati,  "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."  (Amsal 3:5).

     Kita tidak pernah tahu akan apa yang terjadi di depan kita;  besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan dan sebagainya, tetapi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi, bahkan Dia melangkah lebih jauh dari apa yang ada di pikiran kita, karena Dia Omniscience (Mahatahu);  Allah yang menciptakan kita, merancang hidup kita dan membentuk hidup kita.  Oleh karena itu kita harus belajar untuk mengerti kehendak Tuhan.  Namun seringkali kita melakukan segala sesuatu karena menuruti kehendak diri sendiri, bukan menurut kehendak Tuhan.  Kita harus menyadari bahwa kehendak kita tidak pasti, yang pasti hanya satu yaitu kehendak Tuhan.  Tertulis,  "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."  (Amsal 19:21).

     Kita merasa yakin bahwa apa yang akan kita lakukan dan rancangan itu pasti akan berhasil.  Kenyataannya?  Kita banyak mengalami kegagalan. 

Mari lakukan segala sesuatu menurut kehendak Tuhan, bukan kehendak manusiawi kita.

Rabu, 08 Oktober 2014

Menerima Mujizat

Dalam markus 5 dikisahkan tentang seorang perempuan yang bertahu-tahun mengalami sakit pendarahan. Perempuan itu sudah menghabiskan kekayaan untuk berobat, tetapi tidak ada hasilnya. Perempuan itu berkata "Asal kujamah saja jubahnya, aku pasti sembuh. Saat itu juga perempuan itu sembuh.
Dari peristiwa di atas kita dapat melihat sedikitnya ada 4 langkah bagaimana mujizat itu terjadi. Kita pun dapat melakukan 4 langkah berikut agar Tuhan juga berkenan melakukan mujizatnya bagi kita.
Pertama, Ucapkanlah !
Perempuan itu mengucapkan kata kenenangannya dengan iman yang teguh "Asal kujamah saja jubahnya, aku akan sembuh" dia yakin dan sama sekali tidak ragu, meski secara manusiawi, mustahil bagi dia untuk disembuhkan.
kedua, Lakukanlah !
Perempuan itu tidak berhenti pada perkataannya saja. Dia mendatangi kerumunan itu dan melakukan apa yang dikatakannya. Dia tidak hanya berdoa tapi berjuang secara nyata.
ketiga, Terimalah !
Perempuan itu menuai hasil dari apa yang dikatakannya dan diperbuatny detik itu juga. Imannya yang kuat membuat dia bisa menerima mujizat itu.
keempat, Ceritakanlah !
Sewaktu Yesus merasakan ada tenaga yang keluar dari padaNya, Yesus sadar bahwa ada yang menjamah jubahnya. Perempuan itu kemudian mengakui dan menceritakan apa yang dialaminya. Kita pun perlu menceritakan yang kita alami kepada orang-orang disekitar kita agar mereka juga percaya. Dengan kepercayaan itulah mereka juga akan menerima berkat, kesembuhan, dan pemulihan yang sama. Kesaksian akan menghapus keragu-raguan  dan akan membawa teladan yang bisa membawa semua orang kembali kepada Tuhan. Dengan iman yang semakin besar, maka mujizat yang kita alami juga akan semakin dahsyat dan luar biasa.

Rumus Mujizat =
katakan + Imani + Lakukan