Search

Sabtu, 07 Juni 2014

Surat cinta Bapa di sorga kepada anak-anaknya

AnakKu...
Engkau mungkin tidak mengenal Aku
Tapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu
Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri
Aku mengerti segala jalanmu
Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa-Ku
Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada
Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan
Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya
Engkau ada bukan karena suatu kesalahan Karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku
Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranmu
dan dimana engkau akan hidup
Kejadiannya dasyat dan ajaib
Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu
Dan mengeluarkan engkau pula pada hari engkau dilahirkan
Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku
Aku tidak berada di tempat jauh dan murka tetapi Aku adalah kasih yang sempurna Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku
adalah Bapamu
Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu di dunia
Karena Akulah Bapamu di surga yang adalah sempurna
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tangan-Ku Karena Akulah pemeliharanmu dan Aku memberi
semua yang engkau perlukan
Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan
Karena Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal
Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai
Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai
Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu Karena engkaulah harta kesayangan-Ku Aku merindukan untuk mengokohkan engkau
dengan hati-Ku dan jiwa-KU
Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan ajaib
JIka engkau mencari Aku dengan segenap hatimu
engkau akan menemukan Aku
Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu
Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu
Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang engkau pikirkan
Karena Akulah yang menganugrahkan penghiburan abadi kepadamu
Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segalapenderitaanmu
Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu
Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya
Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku
Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu
Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi Akulah bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti
Aku mengasihi putra-Ku, Yesus
Karena di dalam Yesus, kasih-Ku kepadamu dinyatakan
Dialah gambar wujud dari keberadaanku
Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku di pihakmu dan bukan untuk melawanmu Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan
Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasih-Ku untukmu
Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu
Jika engkau menerima anugerah Anak-Ku Yesus engkau juga menerima Aku
Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau
dari kasih-Ku
Kembalilah dan aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada diSurga
Selamanya Aku adalah Bapa
dan selamanya Aku tetaplah Bapa
Pertanyaan-Ku adalah..
Maukah engkau menjadi Anak-Ku ?
Aku menanti-nantikan engkau

Dengan Kasih, Bapamu
Allah yang Maha kuasa

Menjadi sahabat Tuhan, Mungkinkah?

Baca: Yohanes 14:14-17
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Yohanes 15:14

Memiliki teman karib atau sahabat adalah mudah bagi orang yang berpangkat, terkenal dan juga
kaya seperti tertulis:  "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya" (Amsal 19:4). Sebaliknya bagi kita
yang susah, miskin, gagal dan terpuruk, sangat mudah ditinggalkan atau diabaikan teman dan
sahabat. Kita merasa sangat rendah dan
membayangkan betapa sulitnya orang mau menjadi sahabat kita, terlebih di zaman sekarang ini susah sekali menemukan a real friend, apalagi
sahabat yang "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."  (Amsal 17:17). Banyak orang berprinsip: "Asal dia menguntungkan, saya mau
jadi sahabatnya. Kalau tidak, I am so sorry, I say goodble!"
Mencari sahabat di antara sesama manusia saja begitu sulit, mana mungkin kita bisa mempercayai bahwa Tuhan Yesus, yang adalah
Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, mau memilih kita untuk menjadi sahabatNya. Siapakah kita ini? Tapi dari pembacaan firman hari ini Ia berkata, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes15:15). Tuhan menggambarkan hubunganNya
dengan kita dalam tingkatan yang intim yaitu sebagai sahabat. Lagi-lagi, Dialah yang lebih dulu memilih kita sebagai sahabatNya, bukan kita.
Suatu anugerah yang tak terkira, di mana Yesus Kristus telah memilih kita untuk menjadi sahabatNya.
Persahabataan akan terjalin karena di dalamnya ada kasih di antara dua pihak, ada take and give.
Tuhan pun memiliki standar untuk menjalin persahabatan dengan kita. Itulah sebabnya Tuhan
memberikan firmanNya dan hukum-hukumNya itu untuk kita. Syarat utama persahabatan dengan
Tuhan adalah ketaatan kita terhadap firmanNya (ayat nas). Bersahabat dengan Tuhan berarti mau
berjalan dalam terangNya senantiasa karena Ia adalah terang dunia, yang berarti langkah kita seiring dengan langkah Tuhan, berjalan ke mana
pun Tuhan menuntun kita.
Sebaliknya jika kita tidak taat melakukan
firmanNya, tidak karib dengan Dia dan tetap berjalan dalam kegelapan, kita tidak layak disebut
sahabat Tuhan. 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku
dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku.
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia
dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu
mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.