Search

Senin, 09 Januari 2017

Menjadi Pelaku Firman yang Baik

Matius 3:7 (TB)  Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

Dalam ayat ini ada perkataan Yesus yang menarik untuk diperhatikan.  Perkataan Yesus kepada orang farisi Dan orang Saduki Yang menyebut mereka sebagai "keturunan ular beludak".

Sebenarnya apa alasan Yesus memanggil mereka sebagai keturunan ular beludak?
Orang Farisi Dan orang Saduki dikenal sebagai kaum Yang religious Yang pandai dan taat pada hukum taurat dan mengerti firman. Namun ketaatan mereka bukanlah berasal dari hati mereka,  mereka tidak melakukannya dengan tulus.  Tujuan mereka hanyalah supaya mendapat pujian dari banyak orang (Matius 23:5).

Alasan Yesus memanggil mereka sebagai keturunan ular beludak karena mereka melakukan semua hukum taurat hanya supaya mendapat pujian dari banyak orang.  Mereka hanya tau mengajarkan hukum taurat tapi mereka sendiri tidak melakukannya dengan tulus

Tentu kita tidak mau disebut sebagai keturunan ular beludak.  Tapi pada kenyataannya kita sama seperti beberapa orang farisi dan orang saduki yang disebut Yesus sebagai keturunan ular beludak.  Kita mungkin sudah beberapa kali membaca alkitab dan bahkan bisa menafsirkan beberapa ayat dalam alkitab. 
Namun apakah yang kita pelajari dalam alkitab memang benar-benar kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari?
Marilah kita belajar untuk melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari dengan hati yang tulus dan tidak mencari pujian dari banyak orang,  karena hanya Tuhan saja yang layak menerima pujian. 

Buang semua kemunafikan, jadilah pelaku firman yang baik agar hidup kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Hendaklah perkataan dan perbuatan kita sesuai dengan Firman Tuhan

Menjadi Teladan di Masa Muda

Bagaimana sih menjadi teladan / berkat bagi orang lain itu?  Banyak hal sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk menjadi berkat baik itu dalam perkataan ataupun tingkah laku kita dalam masa muda kita.

Seperti yang teman saya lakukan. Waktu Bulan kemarin dia berulang tahun. Dan yaa mungkin sebagian besar dari kita ketika berulang tahun merayakannya dengan pesta yang meriah atau hanya sekedar mentraktir teman-teman kita.  Tapi lain hal nya dengan teman aku ini.  Di hari ulang tahunnya itu dia merayakannya di salah satu rumah sakit di Manado bersama anak-anak penderita kanker.  Teman aku itu sempat sharing juga sama aku.  Para anak-anak penderita kanker itu dalam vonis dokter mereka bisa bertahan hidup hanya dalam beberapa Bulan saja. 
Tapi walaupun demikian,  hal tersebut tidak mengurangi semangat dan sukacita anak-anak penderita kanker tersebut ketika beribadah dan memuji Tuhan.  Teman aku sampai terharu dengan semangat dan antusias mereka.  Mereka tidak berputus asa malahan mereka tetap bersukacita. Orang tua dari anak-anak penderita kanker itu sangat diberkati melihat kepedulian teman aku terhadap anak-anak mereka.

Nahh teman-teman, mungkin sebagian kita berpikir bahwa yang dilakukan teman aku itu adalah hal yang sudah biasa namun menurut aku apa yang dilakukan teman aku itu sangatlah luar biasa.  Dia merayakan ulang tahunnya bersama anak-anak penderita kanker.  Hal tersebut pastilah membawa sukacita dan berkat bagi mereka. 

Apa yang dilakukan teman aku adalah salah satu contoh hal-hal yang membawa dampak luar biasa bagi orang lain.  Hal yang dilakukan teman aku itu juga mengajarkan kita bahwa selagi masih muda,  marilah kita melakukan hal-hal yang positif dan membawa berkat bagi orang lain. 

1 Timotius 4:12 (TB)  Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Sabtu, 12 November 2016

Ucapan Bahagia


Matius 5:3
Berbahagialah orang yang miskin  di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Miskin di hadapan Allah artinya orang yang datang kepada Tuhan dengan segala kerendahan hatinya dan yang mau mengikuti Yesus dengan rela meninggalkan semua harta miliknya yang ada di dunia dan yang tidak bergantung pada segala harta di dunia ini tapi orang yang selalu bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan. Orang-orang yang seperti itulah yang layak menjadi warga kerajaan sorga.

Matius 5:4
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”

Orang yang berdukacita akan mendapat penghiburan oleh Tuhan. Yang dimaksud berdukacita bukan hanya berdukacita karena ada anggota keluarga yang meninggal tapi  orang-orang yang juga punya masalah atau pergumulan hidup juga disebut orang yang berdukacita. Jadi semua orang yang ada dalam pergumulan akan mendapat penghiburan. Jadi di saat kita punya masalah, marilah kita datang kepada Tuhan karena Dia akan memberikan penghiburan serta kekuatan untuk kita melewati semua masalah dan pergumulan kita.

Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lemah lembut  , karena mereka akan memiliki bumi.

Orang yang lemah lembut bukan berarti orang yang lemah atau tidak punya kekuatan. Tapi orang yang lemah lembut adalah orang yang bisa mengendalikan emosinya dan yang tidak bertindak kasar kepada orang lain dan orang yang tidak menyelesaikan masalahnya dengan amarah pada orang lain. Orang yang bersikap lemah lembut dikatakan dalam ayat 5 bahwa mereka akan memiliki bumi yang artinya mereka dapat diterima di lingkungan manapun mereka berada. karena orang-orang yang selalu bersikap ramah dan tidak bertindak kasar akan selalu diterima dan disambut baik oleh orang-orang di sekitarnya.

Matius 5:6
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran  , karena mereka akan dipuaskan.

Orang yang hidup dengan mencari kebenaran akan dipuaskan. Kebenaran ada di dalam Yesus. Jadi orang yang haus dan lapar akan kebenaran adalah orang yang mencari Yesus yang artinya mereka yang hidup sungguh-sungguh untuk hidup seturut dengan kehendak Yesus yaitu dengan melakukan segala perbuatan-perbuatan baik di mata Allah dan mereka yang sungguh mencari hadirat Tuhan dalam persekutuan dengan Tuhan.  Mereka yang rindu mencari kebenaran dan rindu akan hadirat Tuhan akan dipuaskan.

Matius 5:7
Berbahagialah orang yang murah hatinya , karena mereka akan beroleh kemurahan.
Orang murah hati adalah orang yang peduli kepada orang-orang di sekitarnya dengan menolong mereka yang sedang dalam kesusahan.  Dan orang yang bermurah hati juga mereka yang mendoakan orang-orang yang ada di sekitar mereka dan orang yang murah hati juga adalah orang yang mengampuni orang-orang yang menyakiti hatinya. Ketika seseorang bermurah hati kepada semua orang maka ia pun akan memperoleh kemurahan dari orang-orang sekitarnya dan akan beroleh kemurahan hati dari Tuhan.

Matius 5:8
Berbahagialah orang yang suci hatinya ,  karena mereka akan melihat Allah.
Orang yang suci hatinya adalah orang yang tidak hidup dalam dosa melainkan orang yang melakukan kehendak Allah dengan perbuatan dan perkataanya yang sesuai dengan Karakter Kristus. Tuhan mau kita untuk memiliki hati yang suci dan berusaha sungguh-sungguh untuk tidak tergoda dengan segala perbuatan-perbuatan yang membawa kita jatuh dalam dosa. Karena ketika kita tidak memiliki hati yang suci maka kita tidak akan melihat Allah. Karena hanya orang yang suci hatinya dapat melihat Allah artinya kita akan melihat Allah ketika kita ada dalam kerajaan sorga karena hanya orang-orang yang memiliki hati dan perbuatan yang suci yang dilayakan untuk masuk dalam kerajaan surga.

Matius 5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai ,  karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Orang yang membawa damai adalah orang yang bisa membawa kedamaian di manapun dia berada. Kita bisa membawa kedamaian pada orang-orang sekitar dengan berbuat baik kepada orang di sekitar kita dan juga berkata-kata yang sopan kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan berperilaku dan berkata-kata yang positif maka orang-orang di sekitar kita akan merasakan kedamaian.dan kita bisa membawa kedamaian juga dengan tidak menimbulkan pertengkaran dengan sesama kita dan orang yang ada di sekitar kita dan orang yang membawa damai juga harus bisa menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahanya dengan orang lain dengan penguasaan diri dan tidak dengan amarah.   Sebagai anak-anak Allah kita harus bisa membawa kedamaian di manapun kita berada

Matius 5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran , karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa berbahagialah kita ketika dianaiaya oleh sebab kebenaran karena mereka empunya kerajaan sorga. Orang yang hidup dengan selalu melakukan kebenaran dan selalu mengutamakan kebenaran adalah orang yang berkenan kepada Tuhan. Sekalipun kita dianiaya oleh sebab kebenaran tetapi dalam ayat ini kita diberikan pengharapan bahwa kita akan menerima kehidupan yang kekal bersama Bapa di kerajaan surga. Jadi kita harus tetap hidup dengan selalu berpegang pada kebenaran walaupun mendapat penganiayaan dari dunia.

Minggu, 19 Juli 2015

Tuhan Mengenal Siapa Kepunyaan-Nya

Tidak pernah ada Bapa yg tdk mengenali anak-anaknya.
Dimana pun anak-anaknya berada, Bapa tdk akan pernah melepaskan perhatiannya.

Guillemot adalah sejenis burung laut kecil yg terdapat di bagian utara samudera atlantik dan pasifik. Burung ini hidup berkelompok sampai ribuan ekor di satu wilayah yg tdk begitu luas.
Burung-burung itu hidup dgn berdesakan dan telur-telurnya diletakkan secara berdampingan dan sejajar di pinggiran tebing.
Bentuk telurnya pun sama, bulat.
Herannya, sang induk tdk pernah salah untuk mengenali telurnya. Dia akan mengembalikan telurnya ketempat semula apabila telurnya dipindah ke tempat lain.

Tuhan Yesus sangat mengenali diri kita. Tuhan dapat menyelami setiap hati kita. Dia mengetahui emosi dan pikiran kita.
Tuhan tdk pernah meninggalkan kita sedetikpun. Dari pagi hingga malam, sampai kita tertidur, Tuhan Yesus tetap terjaga untuk kita.
Dia mengenal kita. Bila kita menjauh dan terhilang, Tuhan akan membawa kita kembali ke jalanNya.

Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.
(2 Timotius 2:19)

Rabu, 15 Juli 2015

Ketika Aku Bersedia untuk Diproses Tuhan

(Kisah Seorang Sahabat)

Lahir dalam keluarga Kristen, tinggal di kota dengan mayoritas penduduk Kristen, tidak membuat hidupku lebih mudah dijalani. Sama seperti kebanyakan anak muda, aku pun bergumul dengan berbagai masalah, terutama dalam proses pencarian jati diri. Keluargaku berantakan, dan sejak kecil aku kehilangan kasih sayang orangtua, khususnya papa. Aku tumbuh sebagai anak yang haus kasih sayang, dan dengan mudah aku dipengaruhi oleh teman-temanku untuk mencari kasih di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Kehausanku akan kasih seorang papa membawa aku kemudian terlibat dalam hubungan homoseksual.

Awalnya aku merasa baik-baik saja. Bukankah wajar kita mencari komunitas yang mau menerima kita, mengasihi kita, dan peduli pada kebutuhan kita? Pikiranku membela diri. Aku hanya berusaha mencari kasih sayang yang tidak kutemukan di dalam keluarga. Aku bersyukur untuk pasanganku. Aku yang tadinya sudah suam-suam kuku di gerejaku, bahkan diajak pasanganku untuk kembali mencari Tuhan. Aku mengikutinya ke gereja, dan dilayani hingga menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Kami aktif melayani. Aku bahkan merayakan Natal bersama dengan keluarganya. Tidak ada yang menegur kami, karena mereka tidak tahu bahwa kami adalah pasangan gay.

Pada akhirnya, firman Tuhan sendirilah yang menegurku. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hubungan antara sesama jenis adalah dosa dan kekejian di mata Tuhan (Imamat 20:13; 1 Korintus 6:9-10). Namun, untuk keluar dari dunia yang telah kuhidupi selama bertahun-tahun lamanya, sangatlah sulit. Dengan berbagai cara aku berusaha membenarkan diri. Bukankah Tuhan yang menciptakan aku seperti ini? Bukankah aku tidak merugikan orang lain? Bukankah yang penting aku hidup dalam “kasih”?

Amsal 16:2 menegurku dengan keras, “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.” Tuhan tahu betul apa yang ada di dasar hatiku. Tuhan tahu kalau aku lebih percaya kata hatiku sendiri daripada percaya firman-Nya. Tuhan tahu kalau aku lebih mengasihi kenikmatan hubunganku dengan pasanganku daripada mengasihi-Nya. Aku sangat menyesal telah melangkah terlalu jauh dalam hubunganku dengan sesama jenis, namun aku juga merasa tidak punya harapan lagi untuk dapat dipulihkan.

Bersyukur bahwa Tuhan tidak meninggalkanku. Ketika aku bersungguh-sungguh mencari-Nya dengan segenap hati, Dia memampukanku untuk akhirnya bisa lepas dari pola hidup yang lama. Selama 3 tahun lebih aku berjuang melawan godaan untuk kembali berhubungan dengan sesama jenis. Jujur saja, hingga kini godaan yang sama masih kerap mengganggu, namun firman Tuhan menjadi benteng pertahananku. Adakalanya sikap orang-orang di sekitarku membuat aku ingin kembali saja ke duniaku yang lama, namun tantangan itu juga menyadarkanku bahwa yang lebih penting adalah penilaian Tuhan, bukan manusia. Ketika aku merasa nyaris putus asa dan mulai menyalahkan situasi atau orang lain sebagai penyebab masalahku, firman Tuhan mengingatkan aku bahwa semua ini terjadi bukan karena salah siapa-siapa, tetapi “karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan” di dalam diriku (Yohanes 9:3). Aku pun dikuatkan untuk tetap bergantung kepada Tuhan saja. Aku menyadari bahwa hidup ini bukan sekadar untuk memuaskan keinginan hatiku belaka, tetapi untuk memuliakan Tuhan, Pencipta hidupku.

Dalam budaya serba instan di abad ini, kebanyakan kita menghendaki segala sesuatu bisa terwujud dengan cepat. Termasuk dalam perjalanan iman kita. Kita berharap begitu percaya kepada Yesus, semua masalah kita bisa langsung beres, semua orang mendukung kita, dan keberhasilan mengejar kita tanpa kita perlu berusaha. Faktanya, kita hidup dalam dunia yang tidak ideal, dan firman Tuhan memberitahu kita bahwa an firman Tuhan memberitahu kita bahwa perjalanan kita tidak akan mulus-mulus saja.

Proses pembentukan Tuhan bagi setiap kita mungkin berbeda-beda. Apa yang kualami mungkin tidak sama dengan apa yang kamu alami. Tetapi satu hal yang pasti, kita perlu sabar dengan yang namanya proses. Perhiasan emas yang indah dan tinggi nilainya, dibentuk lewat proses pemurnian dan pembentukan yang panjang. Tidak terjadi begitu saja. Seringkali hidup kita tidak mengalami perubahan apa-apa karena kita tidak sabar dalam proses, takut untuk diproses, atau tidak mau diproses oleh Tuhan. Kita memilih kembali pada pola hidup kita yang lama.

Apapun yang teman-teman alami di masa lalu, yuk kita sama-sama berjuang menjalani hidup ini ke depan! Mari luangkan waktu untuk terus isi pikiran kita dengan kebenaran firman Tuhan, di manapun kita berada, agar kita tidak mudah terpengaruh oleh pola pikir dunia. Ada saatnya kita mungkin akan jatuh, tetapi Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita bangkit kembali. Dia Mahatahu dan memahami segala pergumulan kita, Dia tidak akan membiarkan kita sendirian. Amsal 16:32 menyemangati kita dalam menjalani proses pembentukan Tuhan, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

Minggu, 05 Juli 2015

"Tuhan selalu memberi hari yg baik"


Hari ini adalah hari yg telah dijadikan oleh Tuhan, oleh sebab itu marilah kita bersuka untukNya.
Tuhan sudah memberikan kita kesempatan untuk hidup dan menikmati hari-hari dan selalu mencurahkan berkat-berkatNya.
Tidak ada hari yg tdk baik. Semua hari itu baik. Semua tergantung bagaimana cara kita memperlakukan hari-hari itu.
Ada beberapa cara untuk menjadikan hari itu baik.

1. Awali hari bersama Tuhan >>
Berdoalah kepada Tuhan sebelum kita menjalani semua aktifitas kita. Doa dapat membuat semua perkerjaan kita menjadi fokus kepada hal-hal yg baik. Dgn doa, maka Tuhan akan menyertai dan memberkati semua yg telah kita kerjakan.

2. Buatlah rencana pekerjaan >>
Susunanlah semua jadwal perkerjaan yg akan kita kerjakan hari ini. Lakukan semua pekerjaan itu dgn optimis, karna bila kita melakukannya dgn rasa pesimis, maka kita tdk akan mendapatkan hasil yg maksmimal. Andalkanlah Tuhan dalam setiap pekerjaanmu.

3. Hadapi hari dgn antusias >> Antusias berasa dari kata entheos yg berarti di dalam Tuhan.
Sertakan Tuhan dalam setiap hari-harimu. Sertakan Tuhan dalam setiap rencanamu, maka Tuhan akan menyertai setiap langkahmu.

Rabu, 03 Juni 2015

NIKMATI BERKAT TUHAN SETIAP PAGI

Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. (Mazmur 90:14)

Manusia supersibuk, gila kerja--sebutan semacam ini tidak asing lagi di telinga kita. Bagi orang seperti itu, nyaris tidak ada waktu yang tersisa sedikit pun untuk beristirahat. Tidak ada waktu untuk keluarga. Mereka rela bangun pagi-pagi buta dan pulang larut malam demi mengejar karier dan uang. Hidup mereka cuma untuk bekerja, bekerja, dan bekerja seakan-akan esok tidak ada uang yang beredar lagi. Ada juga orang yang dicekoki dengan pikiran bahwa karier dan uang melimpah adalah satu-satunya kesuksesan. Ya--walaupun kesuksesan itu kemudian dibayar dengan depresi, kegelisahan, keletihan yang luar biasa, dan kehilangan peluang untuk menikmati hidup.

Pemazmur menyadari benar betapa terbatas hari-harinya hidup di bumi ini. Karena itu, ia meminta kepada Allah untuk mengajarinya menghitung hari dengan bijaksana (ay. 12). Bijaksana saat ia menjalani hidupnya untuk bersyukur dan menikmati segala hal yang Allah berikan kepadanya. Sebab itu ia berdoa, "Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami."

Bagi sebagian orang, mengisi setiap hari dengan sibuk bekerja adalah cara menikmati hidup. Tetapi, apakah hal itu benar-benar memberikan kenikmatan sejati? Bukankah hal itu justru membuat kita letih dan tertekan? Kita butuh berhenti sejenak dan merenungkan betapa hebat kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Menikmati kasih setia Tuhan setiap pagi membangkitkan sukacita dan kekuatan baru dalam hidup kita. --Samuel Yudi S

MENIKMATI KEHADIRAN TUHAN DAN BERKAT-NYA SETIAP PAGI MENDATANGKAN SUKACITA DALAM MENJALANI HARI-HARI KITA.