Search

Minggu, 19 Juli 2015

Tuhan Mengenal Siapa Kepunyaan-Nya

Tidak pernah ada Bapa yg tdk mengenali anak-anaknya.
Dimana pun anak-anaknya berada, Bapa tdk akan pernah melepaskan perhatiannya.

Guillemot adalah sejenis burung laut kecil yg terdapat di bagian utara samudera atlantik dan pasifik. Burung ini hidup berkelompok sampai ribuan ekor di satu wilayah yg tdk begitu luas.
Burung-burung itu hidup dgn berdesakan dan telur-telurnya diletakkan secara berdampingan dan sejajar di pinggiran tebing.
Bentuk telurnya pun sama, bulat.
Herannya, sang induk tdk pernah salah untuk mengenali telurnya. Dia akan mengembalikan telurnya ketempat semula apabila telurnya dipindah ke tempat lain.

Tuhan Yesus sangat mengenali diri kita. Tuhan dapat menyelami setiap hati kita. Dia mengetahui emosi dan pikiran kita.
Tuhan tdk pernah meninggalkan kita sedetikpun. Dari pagi hingga malam, sampai kita tertidur, Tuhan Yesus tetap terjaga untuk kita.
Dia mengenal kita. Bila kita menjauh dan terhilang, Tuhan akan membawa kita kembali ke jalanNya.

Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.
(2 Timotius 2:19)

Rabu, 15 Juli 2015

Ketika Aku Bersedia untuk Diproses Tuhan

(Kisah Seorang Sahabat)

Lahir dalam keluarga Kristen, tinggal di kota dengan mayoritas penduduk Kristen, tidak membuat hidupku lebih mudah dijalani. Sama seperti kebanyakan anak muda, aku pun bergumul dengan berbagai masalah, terutama dalam proses pencarian jati diri. Keluargaku berantakan, dan sejak kecil aku kehilangan kasih sayang orangtua, khususnya papa. Aku tumbuh sebagai anak yang haus kasih sayang, dan dengan mudah aku dipengaruhi oleh teman-temanku untuk mencari kasih di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Kehausanku akan kasih seorang papa membawa aku kemudian terlibat dalam hubungan homoseksual.

Awalnya aku merasa baik-baik saja. Bukankah wajar kita mencari komunitas yang mau menerima kita, mengasihi kita, dan peduli pada kebutuhan kita? Pikiranku membela diri. Aku hanya berusaha mencari kasih sayang yang tidak kutemukan di dalam keluarga. Aku bersyukur untuk pasanganku. Aku yang tadinya sudah suam-suam kuku di gerejaku, bahkan diajak pasanganku untuk kembali mencari Tuhan. Aku mengikutinya ke gereja, dan dilayani hingga menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Kami aktif melayani. Aku bahkan merayakan Natal bersama dengan keluarganya. Tidak ada yang menegur kami, karena mereka tidak tahu bahwa kami adalah pasangan gay.

Pada akhirnya, firman Tuhan sendirilah yang menegurku. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hubungan antara sesama jenis adalah dosa dan kekejian di mata Tuhan (Imamat 20:13; 1 Korintus 6:9-10). Namun, untuk keluar dari dunia yang telah kuhidupi selama bertahun-tahun lamanya, sangatlah sulit. Dengan berbagai cara aku berusaha membenarkan diri. Bukankah Tuhan yang menciptakan aku seperti ini? Bukankah aku tidak merugikan orang lain? Bukankah yang penting aku hidup dalam “kasih”?

Amsal 16:2 menegurku dengan keras, “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.” Tuhan tahu betul apa yang ada di dasar hatiku. Tuhan tahu kalau aku lebih percaya kata hatiku sendiri daripada percaya firman-Nya. Tuhan tahu kalau aku lebih mengasihi kenikmatan hubunganku dengan pasanganku daripada mengasihi-Nya. Aku sangat menyesal telah melangkah terlalu jauh dalam hubunganku dengan sesama jenis, namun aku juga merasa tidak punya harapan lagi untuk dapat dipulihkan.

Bersyukur bahwa Tuhan tidak meninggalkanku. Ketika aku bersungguh-sungguh mencari-Nya dengan segenap hati, Dia memampukanku untuk akhirnya bisa lepas dari pola hidup yang lama. Selama 3 tahun lebih aku berjuang melawan godaan untuk kembali berhubungan dengan sesama jenis. Jujur saja, hingga kini godaan yang sama masih kerap mengganggu, namun firman Tuhan menjadi benteng pertahananku. Adakalanya sikap orang-orang di sekitarku membuat aku ingin kembali saja ke duniaku yang lama, namun tantangan itu juga menyadarkanku bahwa yang lebih penting adalah penilaian Tuhan, bukan manusia. Ketika aku merasa nyaris putus asa dan mulai menyalahkan situasi atau orang lain sebagai penyebab masalahku, firman Tuhan mengingatkan aku bahwa semua ini terjadi bukan karena salah siapa-siapa, tetapi “karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan” di dalam diriku (Yohanes 9:3). Aku pun dikuatkan untuk tetap bergantung kepada Tuhan saja. Aku menyadari bahwa hidup ini bukan sekadar untuk memuaskan keinginan hatiku belaka, tetapi untuk memuliakan Tuhan, Pencipta hidupku.

Dalam budaya serba instan di abad ini, kebanyakan kita menghendaki segala sesuatu bisa terwujud dengan cepat. Termasuk dalam perjalanan iman kita. Kita berharap begitu percaya kepada Yesus, semua masalah kita bisa langsung beres, semua orang mendukung kita, dan keberhasilan mengejar kita tanpa kita perlu berusaha. Faktanya, kita hidup dalam dunia yang tidak ideal, dan firman Tuhan memberitahu kita bahwa an firman Tuhan memberitahu kita bahwa perjalanan kita tidak akan mulus-mulus saja.

Proses pembentukan Tuhan bagi setiap kita mungkin berbeda-beda. Apa yang kualami mungkin tidak sama dengan apa yang kamu alami. Tetapi satu hal yang pasti, kita perlu sabar dengan yang namanya proses. Perhiasan emas yang indah dan tinggi nilainya, dibentuk lewat proses pemurnian dan pembentukan yang panjang. Tidak terjadi begitu saja. Seringkali hidup kita tidak mengalami perubahan apa-apa karena kita tidak sabar dalam proses, takut untuk diproses, atau tidak mau diproses oleh Tuhan. Kita memilih kembali pada pola hidup kita yang lama.

Apapun yang teman-teman alami di masa lalu, yuk kita sama-sama berjuang menjalani hidup ini ke depan! Mari luangkan waktu untuk terus isi pikiran kita dengan kebenaran firman Tuhan, di manapun kita berada, agar kita tidak mudah terpengaruh oleh pola pikir dunia. Ada saatnya kita mungkin akan jatuh, tetapi Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita bangkit kembali. Dia Mahatahu dan memahami segala pergumulan kita, Dia tidak akan membiarkan kita sendirian. Amsal 16:32 menyemangati kita dalam menjalani proses pembentukan Tuhan, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

Minggu, 05 Juli 2015

"Tuhan selalu memberi hari yg baik"


Hari ini adalah hari yg telah dijadikan oleh Tuhan, oleh sebab itu marilah kita bersuka untukNya.
Tuhan sudah memberikan kita kesempatan untuk hidup dan menikmati hari-hari dan selalu mencurahkan berkat-berkatNya.
Tidak ada hari yg tdk baik. Semua hari itu baik. Semua tergantung bagaimana cara kita memperlakukan hari-hari itu.
Ada beberapa cara untuk menjadikan hari itu baik.

1. Awali hari bersama Tuhan >>
Berdoalah kepada Tuhan sebelum kita menjalani semua aktifitas kita. Doa dapat membuat semua perkerjaan kita menjadi fokus kepada hal-hal yg baik. Dgn doa, maka Tuhan akan menyertai dan memberkati semua yg telah kita kerjakan.

2. Buatlah rencana pekerjaan >>
Susunanlah semua jadwal perkerjaan yg akan kita kerjakan hari ini. Lakukan semua pekerjaan itu dgn optimis, karna bila kita melakukannya dgn rasa pesimis, maka kita tdk akan mendapatkan hasil yg maksmimal. Andalkanlah Tuhan dalam setiap pekerjaanmu.

3. Hadapi hari dgn antusias >> Antusias berasa dari kata entheos yg berarti di dalam Tuhan.
Sertakan Tuhan dalam setiap hari-harimu. Sertakan Tuhan dalam setiap rencanamu, maka Tuhan akan menyertai setiap langkahmu.